Minggu, 04 November 2012

Nama : Arif Hafizuddin
NPM : 20208177
Kelas : 1eb22

Penduduk Miskin dan Alokasi Dana Program Pengentasan Kemiskinan di kota padang

                                                               


Ekonomi yang tumbuh semakin kuat dan disertai kenaikan PDRB per kapita,  belum diikuti oleh persebaran kekayaan pada seluruh penduduk atau masih ada kesenjangan. Kesenjangan itu tercermin pada angka gini ratio, dimana semakin besar gini ratio semakin besar kesenjangan yang ada. Meski ekonomi Kota Padang terus tumbuh, tetapi belum  dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk kota. Hal tersebut bisa dilihat dari angka gini ratio Kota Padang yakni sebesar  0,2637 pada tahun 2008 yang berarti masih terjadi ketimpangan distribusi pendapatan. Kesenjangan pendapatan antara kelompok penduduk, salah satunya merefleksikan masih banyaknya penduduk yang hidup dalam kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatan atau pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah angka garis kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS. Jumlah penduduk miskin dihitung oleh BPS dengan menggunakan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Untuk keperluan pelaksanaan berbagai program Pemerintah, khususnya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), maka pendekatan yang digunakan adalah jumlah rumah tangga miskin dan bukan jumlah penduduk miskin. Jumlah rumah tangga miskin ditetapkan dengan menggunakan 14 (empat belas) kriteria yang ditetapkan pemerintah berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPS Kota Padang tahun 2006, jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kota Padang berjumlah 38.120 RTM.  Pendataan Sensus Ekonomi tahun 2006 ini dijadikan data dasar (data base) untuk penetapan Rumah Tangga Miskin  yang berhak mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Padang tahun 2006 , 2007 dan 2008. Namun pada akhir tahun anggaran 2008, BPS Kota Padang melaksanakan PPLS. Dari hasil PPLS dimaksud ternyata jumlah RTM telah berkurang menjadi 29.661 RTM atau turun sebesar 22,19%.
Nama : Arif Hafizuddin
Kelas : 1eb22
NPM : 20208177


Laju pertumbuhan perekonomian kota bekasi
Kota bekasi ini sebelumnya merupakan sebuah kecamatan dari kabupaten Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya pada tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi yang saat itu terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, dan meliputi 18 kelurahan serta 8 desa. Di tahun 1996 kota administratif Bekasi kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya dan sekarang  menjadi "kota".
            Pada awalnya perekonomian Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang kurang lebih 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan dan perbelanjaan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya sejak tahun 1993 s/d sekarang, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K.H. Noer Ali (Kalimalang),dapat kita amati di sepanjang jalan ini banyak ruko ruko baru.dan di daerah Kranji, dan Harapan Indah. Beberapa pusat perbelanjaan di kota Bekasi diantaranya Mal Metropolitan, Mega bekasi Hypermal, Bekasi Square, Plaza Pondok Gede, Grand Mall, Bekasi Cyber Park, Bekasi Trade Centre, Carrefour, Giant, lotte mart, dan Hypermart. Dan sampai saat ini pertumbuhan perekonomian bekasi semakin meningkat,di sekitar Jl.Ahmad Yani telah dibangun beberapa apartemen apartemen dan baru -baru saja diresmikan tahun ini.
Seiring dengan pertambahan penduduknya, beberapa kawasan pemukiman juga turut berkembang diantaranya Kemang Pratama dan Perumahan Harapan Indah dengan luas lahan seluruhnya 2000 hektar. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga berencana membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 300 ha di kecamatan Bekasi Utara. dari sini dapat kita simpulkan bahwa laju perekonomian kota bekasi sangat pesat. dulu bekasi disebut kota metropolitan,akan tetapi sekarang berganti bekasi adalah kota megapolitan karna banyaknya jumlah penduduk di bekasi.
            Di daerah kab.bekasi tepatnya babelan kota,disana juga dijadikan tempat Pengeboran minyak bumi dan hasilnya pun sangat optimal,walaupun daerah sana agak sulit mendapatkan air besih.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Dari gambar kita dapat melihat laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi yang terus meningkat pada periode tahun 2004-2006. Kecuali di tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2005 dengan 5,65 persen, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62 dan 5,55. Demikian pula pada tahun 2006 LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07 persen masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01 dan 5,48 persen.
Sedangkan untuk tahun 2004 dengan 5,38 persen pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77 persen) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50 persen.

Dari kontribusi tersebut dapat kita amati maka pendapatan daerah dari keberadaan kawasan-kawasan industri di kota ini mampu menjadi mesin pertumbuhan perekonomiannya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama, diikuti sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran. Meskipun sedikit, lahan pertanian yang tersebar di bagian utara kota juga ikut menyumbang terhadap APBD (anggaran pendapatan daerah) kota Bekasi.
TUGAS BAHASA INDONESIA
NAMA                :        Arif Hafizuddin      
KELAS               :        3EB23
NPM                   :        20208177
“PENALARAN DEDUKTIF”
A. Latar belakang
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
B. Pengertian
Penalaran deduktif adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar.
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
Sokrates adalah manusia. (premis minor)
Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Untuk pembahasan deduktif secara terinci seperti yang dipahami dalam filsafat, lihat Logika. Untuk pembahasan teknis tentang deduksi seperti yang dipahami dalam matematika, lihat logika matematika.
Penalaran deduktif seringkali dikontraskan dengan penalaran induktif, yang menggunakan sejumlah besar contoh partikulir lalu mengambil kesimpulan umum.
J Logika deduktif
Penalaran deduktif didukung oleh logika deduktif.
Misalnya:
Apel adalah buah.
Semua buah tumbuh di pohon.
Karena itu semua apel tumbuh di pohon.
Atau
Apel adalah buah.
Sebagian apel berwarna merah.
Karena itu sebagian buah berwarna merah.
Keterangan : Premis yang pertama mungkin keliru, namun siapapun yang menerima premis ini dipaksa untuk menerima kesimpulannya.
J Deduksi alamiah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Deduksi alamiah
Penalaran deduktif harus dibedakan dari konsep yang terkait yaitu deduksi alamiah, sebuah pendekatan kepada teori pembuktian bahwa upaya-upaya untuk memberikan sebuah model penalaran logis yang formal sebagaimana ia terjadi "secara alamiah".
JRujukan budaya
Sherlock Holmes, detektif fiktif yang diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle, terkenal karena rujukannya kepada penalaran deduktif dalam berbagai cerita Doyle. Namun kesimpulan- kesimpulannya yang paling terkenal jelas sekali adalah kasus-kasus abduksi.
*Referensi : www.wikipedia.com